Musim libur panjang tiba. Hari raya idul fitri setiap tahun datang menghampiri. Rutin setiap tahun setelah berpisah dengan bulan Ramadhan. Jika biasanya setiap idul fitri berarti libur panjang, istirahat sejenak dari aktifitas belajar, beralih ke aktifitas silaturahmi, membuat plan selanjutnya, mengevaluasi plan sebelumnya dan mempersiapkan diri untuk fase setelahnya. Maka, dua tahun ini bagiku cukup berbeda.
Tidak terasa perjalanan karir profesionalku sudah lebih dari setahun. Meskipun aku baru wisuda Oktober 2021, tapi aku sudah memulai debut karir profesionalku sejak akhir Januari 2021. Saat itu di tengah krisis identitas yang sedang melanda dibarengi kebimbangan menentukan jalur karir aku berusaha realistis terhadap keadaan sekaligus meliniearkan dengan kebahagiaan pribadi.
Sering berada pada situasi-situasi multi kondisi, yang membuat aku seringkali terjepit antar satu kepentingan dengan kepentingan yg lain, sedikit banyak memberikan intuisi bagaimana cara "menari" di antara banyaknya kepentingan yg saling bersinggungan. Manuver-manuver "epic" yang berhasil dilakukan tidak jarang membuatku sendiri heran sendiri, bagaimana bisa pada posisi dan kondisi saat itu bisa melakukannya. Oleh karena itu aku merasa "keberuntungan" seringkali menghampiriku di saat-saat yang krusial.
Liburan kali ini kurang lebih selama seminggu selain aku isi dengan kegiatan lebaran pada umumnya juga menghabiskan "tumpukan" buku yang belum aku baca di akun google play book punyaku. Aku menyadari behaviour unikku mengenai membaca buku. Ketika pada kondisi normal di rumah, bekerja di rumah, aku kesulitan menemukan mood yang baik dalam membaca buku. Hampir 24 jam otak selalu berpikir macam-macam, kerjaan, sampingan, bisnis, self development, akhirnya waktu tenang tanpa memikirkan apapun dan fokus membaca serasa sulit sekali ditemukan.
Akan tetapi jika aku dalam perjalanan, menunggu boarding pesawat, menunggu kereta datang, selama di atas pesawat, bersantai di rumah makan sambil menunggu sesuatu, aku menemukan mood membaca yang luar biasa, aku rasa membaca sangat cocok untuk mengisi waktu kosongku dan sayangnya kalo di rumah seakan tidak ada waktu yg benar2 kosong.
Oke balik ke pembahasan buku. Jadi buku yang aku baca ada tiga berjudul, The Defining Decade, Multi Bagger, dan Pension Ready Pension Happy
Somehow aku merasa ketiga buku itu berkaitan. Meskpiun ditulis oleh tiga orang yang berbeda, dan membahasa tiga fokus yang berbeda juga.
Buku pertama sebenernya sudah aku baca sejak Februari dan memang menurutku keren banget bukunya. Ditulis oleh pakar dan praktisi di bidang psikologi Amerika Serikat. Aku berharap mambacanya sejak dulu bahkan sebelum usiaku menginjak kepala dua. Seminggu ini aku membaca bab-bab terakhir dari buku ini yang membahas tentang "The Brain and The Body".
Singkat cerita buku ini membahsa tentang 3 aspek kehidupan manusia umur 20-an. Work, Love, The Brain and The Body. Pembahsan diawali dengan pekerjaan yang ideal dimiliki oleh twenties, bagaimana menghadapi realita pekerjaan yang "jauh" berbeda dengan kondisi lingkungan kuliah, Bagaiamana kita menentukan perkembangan karir kita sendiri tanpa adanya "kurikulum" yang membantu kita mengukur pencapaian.
Selanjutnya pada bahasa tentang Love, penulis menceritakan bagaiman kehidupan percintaan para 20-an, hasrat yang sedang menggebu-gebu, cohabitant effect, komitmen serius dalam hubungan, dan bagaiamana kita dengan "benar" mengatur kehidupan cinta kita sebagai bekal kita menghadapi fase 30-an, 40-an dan seterausnya. Salah satu kalimat pertama yang sangat membekas adalah
The most important decision any of us make is who we marry
Dengan siapa kuta menikah akan menentukan bagaimana perjalanan hidup kita selanjutnya hingga maut menjemput. usia 20-an adalah usia kita mulai menentukan dengan siapa kita akan menikah. Memberi penekana bahwa menunda dalam menikah juga tidak akan membawa sesuatu itu menjadi lebih baik. Selain itu juga diberikan pandangan bagaimana hubungan itu bisa kita maintain, kita plan layaknya perjalanan karir yang kita inginkan. Semua butuh usaha, tidak ada yang tiba-tiba ada.
Bab terakhir tentang The Brain and The Body, semakin membuatku tersadar akan beberapa fakta-fakta baru dan aku bersyukur sekarang mengetahuinya. Bahasan pertama adalah tentang "Forward Thinking" yang dengan apik diambil dari kisah Phineas Gage. Aku semakin paham kenapa orang yang secara umum matang akan memiliki pemikiran yg lebih matang. Salah satu faktornya adalah perkembangan otaknya sudah mendekati sempurna. Dengan otak yang lebih sempurna maka proses berpikir rasionalitasnya juga semakin kuat.
Life can only be understood backward, but it must be lived forward.
Pada bab ini juga ditekankan menjadi single selama dua puluhan itu tidak terlalu baik juga, sudah saatnya menjalin hubungan yang lebih intens dan komitmen. Kenyataan ini yang membuat aku meragukan rencanaku dalam menunda pernikahan. Selain secara kebiasaan kurang baik, secara agama juga kurang baik, ternyata secara keilmuan juga memiliki dampak yang kurang baik juga.
Love and work are the cornerstones of our humanness.
Aku tidak bisa hanya memilih satu diantara dua hal ini. Cinta dan Pekerjaan.
Mari kita loncat ke bagian terakhir dari bab terakhir ini adalah "Do the Math". Penulis mengajak kita melakukan perhitungan sederhana terhadap kehidupan kita dan rencana kita dalam hidup kita. Apakah masuk akal, atau itu hanya angan-angan tidak berdasar?
Be ruled by time, the wisest counselor of all.
Waktu kita terbatas, bahkan sangat sedikit, mungkin rasanya kita memiliki hidupa 70 tahun, tapi sebenernya hidup yang benar-benar kita nikmati mungkin hanya ratusan minggu saja. Pada bab ini dijabarkan juga sebuah studi bagaimana 20-an berpikir mengenai usia dan waktu, dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi kehidupan yang kita jalani.
Hasil studinya ngga aku share di post ini ya, tapi cukup membuat refleksi diri, Selama ini aku melihat umur dan waktu itu bagaiamana ? Bagaimana caraku melihat waktu mempengaruhi hidupku sampai sekarang? Itu semua perlahan membuka perspekti-perspektif baru. Ketika berganti ke salah satu perspektif baru membuat sesuatu yg selam ini tidak aku khawatirkan menjadi hal yang aku khawatirkan. Begitu juga sebaliknya, hal yang selama ini aku khawatirkan menjadi terlihat lebih sederhana dan tidak mengkhawatirkan.
Dari buku ini aku berhalusinasi memiliki kehidupan pekerjaan yang seprogresif apa, kehidupan percintaan yang semature apa dan kemampuan berfikir serasional apa. Aku halu sepertinya akan jauh lebih baik seandainya aku sudah mencapai level tersebut.
Next, buku kedua berjudul Multi Bagger, buku karangan salah value investor indonesia yang kontennya sering muncul di timeline instagramku ini menyadarkan satu hal yg menurutku sering disampaikan orang-orang tua kita. "Ilmu itu penting". Iya penting sekali, penulis menjelaskan alasan-alasan dibalik keputusan dia dalam membeli saham yang akhirnya memberikan keuntungan berkali-kali lipat. Alasannya logis, pertimbangannya cukup menyeluruh, setiap langkah dipertimbangkan dan aksi yang dia pilih memperlihatkan bagaiaman jeli dalam melihat momentum.
Buku kedua membuat aku halu lagi, seandainya ilmuku sudah sampai level tersebut, dan modal yang dikumpulkan juga sudah lumayan, mencari sekarung rupiah terlihat jauh lebih mudah dan masuk akal! Tentunya dengan lebih santai ya wkwkwk.
Buku ketiga adalah Pension Ready, Pension Happy.
Sebagai anak baru lulus, junior di dunia profesional, rasa-rasanya pensiun itu masih lama banget. Masih beberapa puluh tahun lagi, masih banyak sekali waktu persiapannya jadi untuk urusan pension nanti-nanti dulu deh wkwkwk. Tapi, dengan membaca buku ini aku dibantu untuk membayangkan seperti apa sih menjadi orang yang sebentar lagi akan pensiun. Karena di dalam buku dibagikan juga kisah-kisah client yang sedang konsultasi persiapan pensiun.
Apa aja yang perlu disiapkan? tentu saja banyak dan memang membuat pusing wkwk, Buku ini memberikan langkah praktis dan cukup teknis untuk persiapan pensiun. Aku dibuat halu seperti apa nanti usia pensiun yang aku inginkan dan bagaimana persiapannya.
Lesson learned
Kehidupan kita akan selalu saling terkait satu sama lainnya. Masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Masa lalu tidak pernah bisa kita ubah, jadi biarkan apa adanya. Masa sekarang sesuatu yang sedang kita jalani, jadi maksimalkan kesempatan yang terbatas ini. Masa depan pelan tapi pasti akan datang kepada kita, jadi perlu disiapkan sematang mungkin.
Buku pertama memberikan overview kehidupan yang baik secara keilmuan psikologis Amerika Serikat, Buku kedua memberikan bukti konkret bagaimana keputusan-keputusan yg sedang kita ambil berdasarkan ilmu yang cukup memberikan dampak luar biasa untuk masa depan. Buku ketiga memberikan roadmap, check lists hal-hal apa saja yang perlu di persiapan untuk masa depan.
If you want to understand the world, Read
If you want to understand yourself, Write
Sekian halunya bersama tiga buku super keren, Aku peru segera menghabiskan "tumpukan" ebook untuk makin memahami bagaimana dunia ini bekerja, dan bagaimana seharusnya aku mengambil peran di dalamnya. See you~
Posting Komentar